Si Pemilik Tas
Name: andin
Home: kotagede ngayogyakarta
tentangnya: siswi TELADAN (?!)
lihat isi tas
Tas-Tas Lama
kantung tas lain
-_-

sengaja di-blank-kan

tas-tas lain
Powered by

Isnaini Dot Com

BLOGGER

 

 

 
  Tuesday, April 24, 2007  
 
 
,,nggak jelas,,
Setelah lama hidup. (Yeah, fifteen is enough, isn’t it?)
Aku menyadari sesuatu.
Pada akhirnya, hidup tu SENDIRI.

Nggak punya sapa-sapa.
Lagunya dygta yang kesepian, tuh nyadarin aku banget. Kalo aku emang ‘rindu’ disayangi. Aku tahu, aku tuh ‘disayangi’ sama ortuku. Tapi apa hal yang sama dilakukan oleh temenku? Guruku? Partnerku? Temen se-timku? Anak2 se-organisasiku?

Aku bener2 lagi blank. Ngerasa nggak punya sapa-sapa buwat berbagi (yeah, mungkin kecuali sama 4JJI).

Nggak ada yang bener2 mengerti aku (yeah, mungkin kecuali sama 4JJI), pernah nggak sih, kamu ngerasa ‘nggak punya sapa-sapa?’

Aku mau cerita tentang suatu hal, aku nggak bisa. Mau mendem, aku nggak kuwat. Mau ngelempar hal itu jauh-jauh? Pengecut.

Lalu untuk apa hidup? (selain untuk 4JJI)

Nggak ada kan?

Jadi inget kata seorang temen, kalo nggak salah dia pernah bilang; kind of a big crip.

Ngg.. kira2 gitu po ya? Aku kurang tahu.
Yang artinya, kalo nggak salah inget (ato denger) artinya tu: OMONG KOSONG.

Yah. Omong kosong.

Aku badut. Muka-ku, diselimutin bedak putih tebal, dan ada goresan-goresan merah di samping bibir-ku. Di hidung-ku ada bulatan merah seperti cherry. Dan aku? Menari.

Aku dapet paragraf itu dari Farida Susanty (thanks to her!) di bukunya, dan hujan pun berhenti.

Yah, kira-kira sama kayak gitu. Ke-blank-an yang kurasain saat ini. Omong kosong. Badut.

Cuma berpura-pura bahagia untuk membahagiakan orang (yang juga pura-pura) bahaga di sekitarku. Sekolahku. Kotaku. Negaraku. Bumiku.

Yah, kira-kira sama kayak gitu. Ke-blank-an yang kurasain saat ini. Omong kosong. Badut. Sandiwara.

Semua orang bersandiwara di dunia ini.

Kalau enggak, kenapa harus ada tangis dan tawa?

Kalau enggak, kenapa harus ada luka dan bahagia?

Ya, karena orang-orang tu dah kemakan ke-omong-kosong-an-nya sendiri. Mereka dah jadi badut. Yang sekarang sedang bersandiwara.

Dan aku, dengan bodohnya menikmati panggung teater yang mereka suguhkan.

Teater dengan dusta sebagai lakonnya (tokoh utama yang hebat!). Cinta sebagai ‘orang’ di balik layarnya (yeah, pengatur segalanya). Dan harta sebagai lightningnya (penerang yang begitu menyilaukan, dia bekerja dengan baik sebagai lightning.). Lengkap.

Oia, lupa. Kutambahi, penonton sebagai makhluk bodoh penggila harta.

Siapa?

Aku?!

Hhmmpphh…
Aku akan tertawa terbahak-bahak jika kau menyebut namaku sebagai ‘penonton’ pertunjukkan seni itu.

Justru kata penjawab yang tepat untuk mengisi deret kosong pertanyaan tadi adalah: KAMU.

Ya, kamu.

Tidak usah dipungkiri.

Kamu sedang ‘berdusta’ saat ini. Dan kamu ‘bercinta’. Agar ‘berharta’.

Belum mengerti juga?

Tentu, karena aku juga tidak mengerti (dengan cara apa agar kamu mengerti).

Tertawa? Silahkan saja! Tertawalah sampai keluar busa dari mulutmu! Tertawalah sampai rahangmu terlepas! Tertawalah sampai kamu tidak sanggup lagi!

Aku memang tidak mengerti, apa yang sedang kutulis saat ini (namanya juga lagi blank!).

Tapi yang jelas. Aku akan tetap menonton pertunjukkan teater tanpa musik ini. Menonton pertunjukkan kebohongan yang mereka suguhkan.

Dan aku?!

Akan melahapnya.

Sampai habis.




Tentu.
posted by andin @ 1:42 AM  
0 Comments:
Post a Comment
<< Home